Study enthusiastic novelty fully. Learn meaning to expose x'self you [at] this Wide [of] world Learn to remind, in fact unlikely you [of] soybean cake all answer. Learn to teach all important Iesson in life, that is humility to enquire.

Monday, May 29, 2006


PEMIMPIN MABUK RAKYAT SEKARAT

Pemimpin ada di mana-mana mualai dari rumah tangga sampai pemimpin sebuah negara. Pemimpin diangkat karena kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga diangkat juga karena memiliki kharisma. Kemampuan dan kharisma membuat pemimpin menjadi dihormati dan disegani. Namun juga jangan lupa bahwa seorang pemimpin juga manusia yang tentunya memilliki sifat khilaf dan salah, seberapa jauh kemudian kesalahan tersebut berpengaruh bagi warga yang dipimpin, itu persoalan yang kemudian harus dibahas warga dan atasan pemimpin tersebut.
Perihal kepemimpinan tersebut ada contoh yang patut menjadi perhatian kita semua. Sebuah negeri yang terdapat di atas bukit nun jauh di sana. Ada seorang pemimpin yang memiliki kebiasaan buruk bagi banyak orang, walaupun di daerah itu kebiasaan tersebut adalah hal yang biasa. Kebiasaan tersebut tidak berpengaruh jika si pelaku tersebut bukan seorang pemimpin yang membawahi banyak warga. Karena pelaku seorang pemimpin, maka kebiasaan yang biasa itu tentunya tidak biasa dan tidak patut lagi untuk dikerjakan
Kebiasaan yang dilakukan pemimpin tersebut menyebabkan ketidak pedulian kepada warganya. Banyak kegiatan yang batal atau tertunda karena pemimpin tersebut tidak hadir tanpa alasan yang jelas. Sebagai contoh sebuah perkampungan yang masih dalam wilayahnya akan mengadakan pelantikan pengurus posyandu. Kegiatan tersebut gagal lagi karena pemimpinnya tidak datang untuk kesekian kalinya dan lagi-lagi tanpa alasan pasti. Setelah diusut ternyata pemimpin ini suka pergi pada siang atau malam hari ketempat yang jauh dan menghabiskan minuman beralkohol dalam jumlah banyak sampai teller. Kebiasaan itu jika dilakukan pada malam hari sampai masuk dalam got dan terkadang tidur di jalan-jalan.
Melihat dan memperhatikan kebiasaan pemimpin tersebut, kemudian saya terbayang dengan kondisi Yogyakarta atau Jawa Tengah yang hancur karena bencana alam. Satu hal yang kita pahami bersama bahwa bencana alam terjadinya tidak pilih waktu siang atau malam. Saat bencana alam tersebut melanda, sudah semestinya semua pemimpin, baik pemimpin dengan pemimpin yang lain harus bergandengan tangan, begitu juga antara pemimpin dengan rakyatnya. Jangan sampai mabok apalagi kemudian teler ditengah kepentingan rakyatnya yang sedang mengalami duka seperti sekarang. Setelah pikiranku melayang sampai ke Yogya, pikirankun kembali lagi ke negeri yang pemimpinnya punya kebiasaan mabuk tersebut. Terbayang bagaimana jika bencana alam tersebut melanda negerinya. Bukan pemimpin yang memperhatikan rakyatnya, malah sebaliknya, rakyat repot memperhatikan pemimpinnya yang nyungsep got. Dan tentunya saat itu karena sang pemimpin lagi masuk got, bisa dibayangkan kondisi rakyatnya, seperti ayam kehilangan induknya. Namun untungnya hal di atas Cuma bayangan penulis, dan mudah-mudahan tidak akan terjadi.
Satu hal yang menjadi perhatian semua terutama masyarakat jika dalam mencari pemimpin harus memilih yang jauh dari kebiasaan tersebut di atas. Juga untuk seorang atasan yang memiliki kebijakan yang penuh jika pemimpin yang ada di bawahnya bukan memperhatikan tapi merusak rakyatnya harus ditindak.

Sunday, May 28, 2006


SEDIKIT CATATAN KOTA SORONG

Ada satu hal yang membuat manusia itu tajam daya ingatnya adalah terhadap kejadian-kejadian istimewa dalam hidupnya, istimewa dalam hal ini bisa pada peristiwa/kejadian Tragis, mengerikan, menyenangkan, memalukan atau menyedihkan. Pada peristiwa biasa-biasa saja sudah dapat dipastikan manusia akan sangat mudah lupa, contoh melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, (rutinitas harian) sebagai manusia dll, pasti akan sangat sulit diingat apalagi kalau sudah berlalu beberapa hari. Hal ini memang sangat dimaklumi karena kita sangat sulit untuk membiasakan diri mencatatkan apa yang kita lakukan tiap harinya, padahal tentunya sangat bermanfaat. Seperti yang penulis akan ceritakan dalam kisah ini adalah sepenuhnya beberapa pengamatan dan kejadian yang penulis alami.

Pagi Minggu 07 Mei 2006 , aku sudah selesai mandi dan berpakaian rapi karena rencanaku hari ini aku akan keliling kata sorong lagi, untuk melanjutkan orientasi dan menghapal jalan-jalan dan akses tranportasi. Sambil minum kopi hangat yang aku buat dengan memanfaatkan air panas dari dishpenser yang ada dikamar penginapanku, ku ambil remote control pesawat televisi 15 inc yang juga ada dikamar, lalu kuhidupkan..

…….”dari kawasan aceh Tenggara dilaporkan hujan deras dan lebat yang terjadi seharian penuh telah menyebabkan banjir besar, cukup membuat penduduk kota ibukota acing tenggara kotacane panic, bahkan banjir besar tersebut telah menyebabkan beberapa jembatan penghubung kotacane dan tanah karo terputus………..”

Ya… sepenggal kalimat berita dari pesawat televisi yang ada dikamar penginapanku cukup jelas terdengar, sejenak pikiranku menerawang jauh kesana, teringat kembali masa-masa pahit dan kejadian-kejadian menegangkan yang aku alami dikota itu, beberapa bulan yang lalu saat aku bertugas dikota lembah gunung luoser Aceh Tenggara, banyak kenangan pahit manis terukir disana.
Di kota itu pula aku pernah dijemput paksa preman-preman, dikota itu pula aku dan kawan-kawan perjuangan P2KP mengalami teror mental dari penduduk setempat, dikotacane pula aku, kurnia robi, m.idwal dan Co.TL saat itu Tafjani Kholil, dicegat longsor dan banjir ditengah hutan pegunungan rawan longsor kotacane, bahkan untuk ini hampir-hampir kami putus asa dan menyerah pada takdir, kalau saja aku tidak segera ambil insiatif untuk turun dari mobil menyingkirkan longsoran tanah dan pohon sertaannya, kebayang jelas dalam benaku saat itu kepanikan dan rasa was-was hinggap dan menghantui semua yang berada dalam mobil, hujan deras yang terus mengguyur, membuat limpahan air disertai campuran tanah gembur menutup jalan yang kami lalui tidak lagi terlihat, jurang nan curam dan dalam menambah rasa takut kami akan terjadi sesuatu yang fatal…. Aku buka baju dan keluar dari mobil guyuran hujan lebat tengah malam karuan rasa dingin tak terhingga menyinggapi seluruh pori-pori kulit tubuhku dan menyeruak menembus hingga tulang sandi badan kekarku……..namun itu tidak aku pedulikan rasa takut dan semangat untuk segera keluar dari jebakan amukan alam akibat ulah manusia rakus membuat aku tidak pedulikan itu, ya kemudian diikuti kurnia robi juga ikut turun dari mobil membantu usahaku…….dengan sebisaku tanah yang menutupi jalan kusingkirkan dan pohon tumbang dengan sekuat tenaga dibantu robi diseret kepinggir jalan….satu…dua…tigaaaaaaa…...braaak…!!! pletok…!! bunyi patahan dahan dan pohon randu terdengar…….meski tidak sepenuhnya kepinggir jalan…..namun kira-kira untuk dilewati badan mobil cukup rasanya….ayoo…maju…teriaaku……memberikan aba-aba pada idwal yang pegang kemudi…sepuluh meter kira-kira jarak longosran dengan posisi mobil…sempat diputuskan untuk kembali sebenarnya namun aku larang karena tidak mungkin dan mustahil dilakukan disamping jalan berkelok dan dan sempit pandangan kebelakang justru akan membahayakan.. lama kutunggu tidak beranjak maju….robi sudah duluan masuk mobil….ayaooo..ku..ulangi aba-abaku…namun tidak kunjung bergerak…tidak jelas idwal….seperti meneriakan sesuatu…kulihat dia melongokan kepala dari jendela mobil……..karena tidak jelas…teriakannya….aku menuju ke arahnya..kenapa…? Jalannya tidak kelihatan tidak berani ambil resiko…..katanya setengah teriak.... hujan semakin deras mengguyur…aku sejenak terdiam dan menatap jalan mengikuti sinar lampu mobil yang menyala….aku seakan terjaga dari tidur….ok tunggu sebentar…. Aku berlari kecil menuju onggokan pohon randu yang tadi ku singkirkan dengan robi, kupatahkan beberapa dahan kecil dari pohon tersebut, ada sekitar lima dahan kecil aku dapat...lalu dengan sebelah kaki kananku....kusisir mana batas jalan dengan bibir jurang.....setelah kurasakan telapak kakiku menekan-nekan dan memastikan kalau itu tanah, ku tancapkan dahan-dahan kecil itu berjejer sepanjang sepuluh meteran dangan jarak antar dahan yang aku tancapkan sekitar satu sampai satu setengah meteran......lalu aku kembali kearah mobil dan menghampiri Idwal, gimana bisa ga.........??!! sebelum idwal menjawab ku jelaskan seperti memberi pengarahan....pake perseneling satu saja...dan tekan pedal gas agak kencang konsentrasikan kemudi dan pandangan lurus...ingat dahan-dahan itu adalah batas badan jalan sebelah kanan dengan jurang.....sebelah kiri jangan pedulikan tak apa gores sedikit ga masalah daripada.......??!! aku tidak meneruskan kata-kataku.....ok siap...!! baik sahut idwal...? aku mundur kebelakang mobil...hujan terus dengan setia mengguyur.........! dari belakang mobil kudengar idwal memainkan gas mobil....satu..dua..kali...wum..wummm,... dan....wwummmmmmmm....mobil melesat membelah genangan air tengah jalan....... cipratan gelombang air terlihat dari kiri kanan badan mobil......Alhamdulillah...ucapku lirih setelah mobil kulihat sudah lepas dari jebakan longsoran maut.......!!! Ya masih terbayang segar dalam ingatanku kejadian itu....!! Malam itu lima kali kami terjebak longsor..... sungguh perjalanan dan pengalaman heroiks yang kami alami sepulang dari Kabupaten Gayo Luwes, tanggal 12 Januari 2006 kucatat rapi dalam dairyku.

Kini ku dengar kabar dari pulau ujung barat negeri ini kembali banjir....lama aku menerawang mengingat masa-masa pahit aku dan kawan-kawan membuka babak baru membawa misi suci P2KP dilembah louser agara... Refleks tanganku menggapai telp genggamku...ya aku ingat kawan-kawanku masih disana, masih berjuang...aku ingin tahu nasibnya..... belum sempat ku tekan tut keypad handphoneku......dering pesawat dikamar penginapanku berbunyi nyaring.....menyadarkan segalanya kalau saat ini aku berada diujung timur pulau negeri ini...ya aku sekarang ada ditanah papua...... Hallo..selamat pagi Pak..! terdengar lembut sapaan akrab dan sopan dari petugas resepsionis penginapan ini... ya...pagi kataku..ada apa mbak..?.. ini pak loundry-nya apa bisa diantar kekamar sekarang barangkali mau bapak pakai..? Oh...ya bisa silahkan diantar, jawabku singkat. lalu gagang telpon ku letakan setelah usai berterima kasih.
Setelah menunggu beberapa saat terdengar ketukan dari pintu kamarku, setelah kubuka muncul petugas penginapan dengan membawa tumpukan kecil rapi pakaian ku, yang kemarin aku mintakan untuk dicuci, setelah basa-basi seadannya, lalu kusimpan pakaian dialamri kamar penginapan ini, selesai membereskan barang2 lainya dan tak lupa mematikan televisi, aku keluar kamar dan mengunci pintu kamar, satu..dua..tiga anak tangga kulalui guna mencapai lantai bawah penginapan ini.. karena memang kamarku ada dilantai tiga, sampai diruang loby kutitipkan konci kamar dan bergegas menuju jalan raya yang tepat berada didepan penginapan... Tiga hari terakhir ini Jum’at, Sabtu dan sekarang hari Minggu memang sengaja kubuat hari-hari tanpa jadwal ketemu orang-orang tertentu atau orang penting kota ini, sampai hari keenam ditanah papua ini hampir saja aku putus asa, karena tidak kunjung ketemu rumah untuk kantor dan tempat tinggalku, hal ini dikarenakan harga-harga sewa rumah yang aku dapat sendiri atau dari orang-orang yang sempat berkenalan semua mahal yang tentunya sangat jauh dengan budget yang telah ditentukan manajemen, aku sendiri heran dengan kota ini terutama dengan harga-harga kebutuhan sungguh diluar dugaanku sebelumnya, begitu pula yang tadinya aku sangat berharap pada bantuan dan usaha orang-orang pemda untuk mencarikan rumah sewaan sudah tidak bisa aku andalkan, sudah aku sampaikan budgeting untuk sewa rumah tetap saja yang ditawarkan rata-rata rumah di atas 20jt pertahun, ya sorong memang unik, hanya mungkin penting untuk aku sampaikan dalam tulisan ini tentang beberapa hal antara lain:
Kota sorong memang mengundang banyak pendatang baik yang ingin menetap atau sekedar mengadu nasib maupun yang tadinya mengadu nasib di kota sorong kemudian menetap karena berbagai alasan. Dari pengamatan beberapa hari dikota ujung kulon tanah papua ini, baik yang dilakukan siang hari maupun malam hari memperlihatkan kenyataan yang berbeda dari apa yang dibayangkan sebelumnya, beberapa wilayah atau distrik ada yang justru penduduk lokalnya hanya sedikit, selebihnya adalah pendatang itupun kalau dibagi lagi dengan suku asli kota sorong imoi ada beberapa wilayah yang sama sekali tidak ada suku lokal ini berarti 100% penduduknya pendatang,.(data-akan disampaikan pada kajian suku-suku). Ya aku melihat hal ini setelah beberapa hari ini keliling sampai kebeberapa kelurahan pinggiran kota sorong, dan obrol-obrol ringan dengan penduduk yang ku temui, khusus catatan keliling malam hari ada fenomena menarik terkait dengan keberadaan tempat-tempat hiburan ala kota metropolitan dikota ini juga bertebaran pub-pub dan bar juga diskotik belum lagi lokalisasi, hanya yang sedikit mengherankan adalah jarak antara tempat lokalisasi dan pusat hiburan malam dimana bar-bar dan pub-pub tempat karaoke berada letaknya berjauhan entah sengaja ada pembagian wilayah atau memang kebetulan saja. Yang pasti sorong adalah tanah papua yang berbeda. Pusat hiburan malam berada di Kelurahan Kampung Baru dan Klabala Distrik Sorong Barat, sedangkan seperti telah disampaikan sebelumnya Lokalisasi berada diwilayah Kelurahan Malanu dan Klasaman Distrik Sorong Timur jarak antaranya sekitar 12 – 16 Km, Klabala dan Klasaman adalah wilayah sasaran pilot project P2KP-3, dan seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa keramaian kota sorong terjadi pada malam hari. Barangkali hal ini yang membuat kota sorong banyak diminati pendatang. Dan konon katanya penghuni tetap lokalisasi dan bar-bar semua perempuan pendatang. Dan mungkin ada kaitanya juga kenapa harga-harga disini relatif mahal.
Secara geografis kota sorong ini terletak pada koordinat 131051 BT dan 00 54 LS dengan luas wilayah 1.105 Km2, dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut dan suhu udara minimum di kota sorong sekitar 23,10 C dan sushu udara maximum mencapai sekitar 33,70 C. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun, artinya tidak ada musim dan tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya curah hujan atau hari hujan setiap bulan antara 9 – 27 hari, sehingga menimbulkan kelembaban udara rata-rata tercat 84 %. Hingga tanah dikota ini hampir semua rawa, sehingga apabila ingin mendirikan bangunan harus terlebih dahulu diurug dengan tanah yang didapat dari gunung. Keadaan topografi kota sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng, bukit-bukit dan sebagaian adalah dataran rendah, sebelah timur kota ini dikelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan hutan wisata, keadaan geologi kota sorong terdapat hamparan galian golongan C seperti batu gunung, batu kali, sirtu, pasir, tanah urug dan kerikil, keadaaan kota sorong yang terdiri dari gunung, bukit-bukit dan dataran rendah ditandai dengan jurang dan sebagian wilayah dialiri sungai sedang, dan kecil seperti sungai rufei, sungai klabala, sungai duyung, sungai remu, sungai klagison, sungai klawiki, sungai klasaman dan sungai klablim (RKPD Kota Sorong th 2006).
Tiiin...Tiiin....tiba-tiba aku dikejutkan suara klakson mobil, Ya ampun aku baru sadar kalau aku sedang berdiri di pinggir jalan, suara klakson tadi berasal dari mobil angkot yang sekarang aku naiki.... ya sekarang aku naik angkot menuju kantor PM & KB, dimana selama ini aku diberi keleluasaan memakai fasilitas komputer dan internet kantor tersebut. Hari itu aku mau numpang e-mail harga-harga kebutuhan versi sorong ke orang-orang penting dipusat jakrata sana, meski hari minggu tutup tapi karena sebelumnya akau telah dipersilakan kalau mau pakai akses internet, maka aku tinggal ambil kunci kepada penjaga, aku sengat berterima kasih kepada orang-orang di dinas ini yang telah memberikan perhatian dan bantuan serta kepercayaan kepadaku untuk setiap saat butuh bantuan atau perlu fasilitas lain yang kebetulan ada dikantor dinas ini dipersilakan pakai. To be continue...............(suku-suku papua).



SOSIALISASI AWAL TINGKAT KOTA (Edisi Impian Jadi Kenyataan)

Setiap kegiatan, penting atau tidak penting pasti perlu persiapan dan perhitungan yang matang, apabila kegiatan yang dilakukan ingin sukses lancar dan terlaksana dengan baik sesuai harapan. Apalagi apabila kegiatan itu ada tujuan dan misi tertentu. Seperti apa yang dilakukan si Jaka pagi ini.
Pagi itu Kulihat jam masih menunjukkan pukul 04.00 WIT, masih sangat pagi memang, saat sayup – sayup suara lirih alunan ayat- ayat suci menyelinap masuk menyentuh gendang pendengaran telingaku, dengan sedikit kupaksakan, aku beranjak dari tempat pembaringanku, saat ku buka pintu kamar kulihat si Jaka sudah asik di depan laptop nya, ya alunan ayat-ayat suci lirih itu, ternyata bersumber dari lap top si Jaka...... Agak heran aku melihatnya, tidak seperti biasanya si Jaka sudah bangun sepagi itu , aku tidak berani menggangunya meski sekedar menyapa, karena tampak sangat serius, pandangannya lurus menatap tajam nampak sangat konsentrasi , sesekali diselingi dengan gerak tangannya menggeser dan menekan mouse mungil itu, betul-betul serius dia. Hingga tidak keluar sepatah katapun menyapa diriku, .... Ah biarlah dia sedang serius betul. Hanya apa ya..?....kira-kira yang membuat dia segitu serius.? Aku bertanya-tanya dalam hati. Ya benakku terus bertanya..? Aku bergegas ambil air wudhu dan kusapa amparan sajadah yang memang setiap hari dengan setia menunggu setiap ciuman ikhlas orang-orang yang pasrah diri dan sadar akan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, dengan masih membawa tanda tanya dalam benakku tentang si Jaka, kulalui ritual sembahyang pagiku. Entah gimana awalnya tiba-tiba waktu sujud ketiga dari jumlah empat sujud dalam sholat pagiku itu, aku teringat tentang Si jaka kenapa sepagi itu dia sudah bangun...., yah... Si Jaka siangnya pernah menyampaikan kepdaku bahwa besok selasa 23 Mei 2006 hari ke 20 di mana aku dan si Jaka menginjakkan kaki di tanah Papua. Dia bilang akan melakukan presentasi dalam rangka sosialisasi tingkat kota tentang P2KP ( Program Penanggulngan Kemiskinan di Perkotaan ) di mana kami sama-sama tergabung dalam program ini, katanya sih...., yang akan hadir dalam acara tersebut adalah semua kepala dinas di pemerintahan kota Sorong..... Ya dalam sujud itu baru aku ingat dan sadar kenapa si Jaka serius banget. Kalau begitu pantas Si Jaka pagi – pagi buta sudah menyapa laptop nya , tentu banyak yang harus dia persiapkan, diantaranya apa saja yang mau disampaikan , bagaimana caranya, dll, apalagi konon Wali kota , Sekda Kabag- Kabag, Kadis- Kadis , dan semua pejabat penting di pemerintahan kota Sorong akan hadir.. Waaah.... berat juga beban si Jaka..! kataku membathin. Tapi aku percaya pasti dia mampu melakukannnya, aku sangat yakin dia mampu karena dari sekian hari kami bergaul Si Jaka memang ada kemampuan dan sepertinya sangat paham dengan yang diinginkan P2KP , meski kadang-kadang yang aku tidak suka dari nya adalah terlalu santai, tapi barangkali pembawaannya memang demikian.
Aku membayangkan semisal Si Jaka itu aku...?, belum tentu bisa kulakukan, bagaimana bisa kulakaukan..? berbicara ditengah-tengah komunitas yang sama sekali tidak pernah tahu dan terlibat sebelumnya, apalagi ini orang – orang penting nomor satu sampai dua puluh barangkali, pemerintahan kota ini. Tiba – tiba aku ragu lagi sama Si Jaka, bisa tidak dia melakukannya...? bayangkan saja beban dan tangung jawab Si Jaka tidak sekedar menyampaikan, akantapi juga menyadarkan orang -orang penting itu..., untuk ambil bagian dalam program ini sesuai kapasitas dan perannya, sehingga P2KP pelaksanaannya kedepan, tidak lagi tergantung ada tidaknya konsultan pendamping. Disamping itu Si Jaka harus juga menyampaikan pentingnya Pemkot membentuk Tim Koordinasi Tingkat Kota yang juga sebagai KPK ( Komite Penanggulangan Kemiskinan ) Daerah/Kota yang pada nantinya KPK ini secara sinergis dapat menyusun dan membuat rencana-rencana/program penanggulangan kemiskinan atau SPKD (Strategi Penanggulangan kemiskinan Daerah )-nya dan disusun berdasarkan masukan- masukan semua komponen dikalangan pemerintah dan masyarakat serta berdasarkan juga pada hasil telaah kritis dari PJM Pronangkis yang dibuat oleh BKM ( Badan Keswadayaan Masyarakat ) bersama masyarakat melalui serangkaian kegiatan siklus P2KP dan proses perencanaan parsitipatif..! Sehingga diharapkan SPKD nanti bisa sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menanggulangi persoalan-persoalan daerah dan masalah kemiskinan di wilayahnya...... Artinya replikasi P2KP disini dapat dilakukan oleh pemerintah kota setelah pendampingan konsultan berakhir masanya.
Disisi lain si jaka juga berkewajiban untuk menyampaikan pada acara tersebut, perlu adanya dukungan dan komitmen pemerintah untuk menyediakan BOP pendamping bagi Tim Koordinasi yang dibentuk, PJOK yang diangkat, dan kegiatan – kegiatan lain di kelurahan guna memperlancar kegiatan dan mungkin lebih penting lagi adalah salah satu aktivitas kajian dan belajar internal agar penghayatan dan pemahaman konsep P2KP secara utuh terjadi.., aktivitas ini semacam forum yang dilakukan bisa dimulai dari tingkat kelurahan dengan KBK ( Komunitas Belajar Kelurahan ), sampai KBP ( Komunitas Belajar Perkotaan ), eksistensi, KBK dan KBP ini juga merupakan manifes dari fungsi KPK – D/K untuk menumbuh kembangkan KBP sebagai pusat pembelajaran ( Learning Center ), sisi penting lain dari kegiatan ini adalah bisa dimanfaatkan untuk mengkaji dan mendiskusikan isu-isu penting seputar kemiskinan dan fakta-fakta lapangan selama dan paska pendampingan oleh P2KP. Ini penting disampaikan oleh Si Jaka kataku, dalam hati........ Terus aku juga membayangkan pasti dalam pertemuan tsb akan muncul pertanyaan terutama dari Kepala Distrik seputar kenapa P2KP tidak merata, beritanya tidak semua kelurahan yang ada di Distrik mendapatkan program P2KP. hal ini penting disampaikan oleh Si Jaka, bahwa:

1) Ketentuan wilayah ini didasarkan pada Podes 2003 di mana kota Sorong masih terbagi dalam dua Distrik (kecamatan) dengan delapan (8)kelurahan.
2) Pelaksanaan P2KP tahap ini merupakan Pilot Project yang tujuannya mengkaji pelaksanaan siklus P2KP yang hasilnya menjadi bahan...... panduan dan rekomendasi pelaksanaan P2KP reguler nantinya.
3) Terkait adanya pemekaran bisa disampaikan laporan ke pusat bersamaan dengan hasiln verifikasi kelurahan sasaran pada saat yang sama bisa disampaikan usulan / pengajuan wilayah sasaran dengan didukung data – data penduduk pra KS dan KS1.

Si Jaka tahu apa tidak ya tentang hal ini....?,
Ah mudah-mudahan Si Jaka tahu akan hal itu... harapku menggumam.
Dalam kesempatan itu mestinya fasilitator juga diajak dan diperkenalkan kepada semua yang hadir, tentunya ini penting dilakukan untuk mempermudah koordinasi sekalian juga disampaikan bahwa dalam Tim fasilitator ini ada putra daerahnya. Tapi meskipun tidak disertakan tim fasilitator bukan masalah karena satu hari sebelumnya , senin 22 Mei 2006 Si Jaka sudah membawa keliling tim FK diantaraya aku juga, datang ke Sekda, Kepala- kepala distrik / kecamatan wilayah sasaran . Ya hari itu bapak DF.Kambuaya ( Sekda ) menyambutkami dengan baik dan berharap selalu ada koordinasi.
Ingatanku kembali kebeban si Jaka yang akan melakukan sosialisasi, terbayang suasana dan ruang pertemuan yang mewah dan ber AC dimana si Jaka duduk di depan jejeran meja bertutup kain hijau dimana, disitu juga sudah terdapat jejeran botol air minum bermineral dan dua sampai tiga ... microphone diatas meja, aku bayangkan si Jaka duduk di tengah – tengah atau disamping kiri maupun kanan dan sebelahnya duduk pula walikota atau yang mewakili , kemudian ada kepala Bapeda , Kadis PU dan Kadis Pemberdayaan masyarakat dan Pejabat dan yang terkait dengan program ini, dihadapan jejeran meja terdepan itu duduk rapi para punggawa lain dan masinis pemerintahan kota Sorong, dengan seragam kebesaran coklat muda dan abu- abu dengan ber pin kan lambang garuda menunjukkkan bahwa orang timur ini adalah bagian dari bentuk pengakuan sebagai warga Indonesia yang setia, sebagaimana kebiasaan pertemuan yang dilakukan forum-forum resmi pemerintah, mendengarkan menerima arahan dan instruksi lalu bicara anggaran, kemudian bubar pulang dan masing-masing sibuk mencairkan dana ke bagian keuangan sesuai besaran yang disampaikan, setelah itu tugas dan kewajibannya berjalan atau tidak , tidak akan pernah terpikirkan, Nah... ini juga kewajiban si Jaka untuk merubah sedikit demi sedikit mental dan moral yang sudah lama meracuni birokrasi kita, paling tidak nantinya si Jaka bisa mendapatkan relawan-relawan dari pelaku birokrasi ini, yang siap berjuang demi memanusiakan manusia dengan ikhlas tanpa pamrih, githu loh..
Acara dimulai dan aku bayangkan si Jaka dengan laptop teman karibnya memulai presentasi dan memaparkan segala tentang P2KP dan fungsi serta peran pemerintah daerah dalam program ini. Setelah menjawab berbagai pertanyaan aku membayangkan bagaimana si Jaka mengarahkan forum dalam kegiatan ini untuk membuat semacam RKTL ( Rencana Kegiatan Tindak Lanjut ) antara lain agenda pembentukan tim koordinasi / KPK dan mengangkat PJOK , serta kegiatan lainnya sesuai dengan peran dan fungsi Pemkot.
Gedombrang .....brang.... brang....teng...! tiba – tiba aku terjaga dan kaget bukan kepalang, wuh.... sialan !! suara apa itu ( makiku dalam hati.... ). Ngeooooooong.....kulihat si manis berkelebat dari depan Pandanganku dan terus berlari .... dasar kucing sialan (makiku dalam hati) ..... bikin orang kaget saja ...! Lalu karena kulihat dari celah pintu belakang nampak menyelusup cahaya terang mentari, aku bermaksud bangkit...... tapi tiba – tiba kakiku serasa sakit digerakkan dan rasanya ngareeeey ( sunda ) kaku , ya kakiku ternyata kesemutan, otomatis kembali aku terduduk.... Dan sesaat kemudian tiba-tiba aku sadar sambil duduk dan meluruskan kaki aku mengingat apa yang baru saja aku alami, ya aku ingat bukankah tadi sedang sholat fajar / subuh.... dan Masya Allah.....!!!! aku makin kaget lagi..... bukankah aku tadi belum selesai sholat dan baru sujud ketiga ..... ya ampun jadi aku sujud kemudian tidak bangun lagi alias kebablasan tertidur........!!! aku tertawa sendiri terbahak-bahak lucu dan menggelikan menyadari apa yang barusan aku alami...... pasti gara-gara si Jaka nih..... sholatku terpotong...... lima belas menit aku duduk sambil kuluruskan kaki agar peredaran darah kembali normal.... setelah kakiku terasa enak digerakkan, aku beranjak dari tempat di mana aku lakukan sholat di kamar belakang yang kami fungsikan sebagai mushola atau tempat sholat. Begitu keluar dari kamar sholat aku tengok kanan kiri semua begitu lengang dan sepi suasananya, sudah tidak ada orang, kulihat ke meja pojok di mana si Jaka selalu dan tadi pagi menghabiskan waktunya di sana dengan laptop kesayangannya sehabis keliling atau koordinasi... disana si Jaka sudah tidak tampak lagi ..... !! begitupun dengan yang lain, karena kami di rumah plus kantor ini sehari hari bertiga. Ah .... Jaka.... Jaka.... gara – gara kamu aku saampai tertidur, dalam sujudku (bathinku mengguman). Ya Allah mudah – mudahan saja si Jaka sukses. Kulihat jam dinding telah menunjukan pukul 09.10 WIT. Gila .... gila....gila bener sebegitu lama aku tertidur,.. lima jam.....luar biasa...!! pantas si jaka suka menjuluki aku dengan Pillor ( nempel molor ).. Kemudian aku bergegas ke kamar mandi setelah bersih – bersih rumah seperlunya, selesai mandi aku berpakaian rapi dan kubawa buku pedoman P2KP yang selama ini jadi teman terdekatku. Ku kunci pintu rumah dan seperti biasa kunci aku taruh di bawah keset ( memang kesepakatan kami untuk yang keluar paling akhir kunci taruh di bawah keset ). Pukul 14.00 WIT aku pulang ke rumah setelah aku selesaikan urusan di luar sana. Sesampai di rumah sudah kumpul, di mana ku lihat si Jaka sedang bercerita duduk mengelilinginya, antara lain si manis Trivina/Ipha ( operator ), sicantik semapai Anna ( sekretaris ), pak Sapto( Kepala Suku ) karena belia yang paling tua di tim kami, Michael dan Ishac tidak tampak di situ. Lalu aku segera gabung basa basi seperti tiap harinya si Jaka suka nanya ini itu seputar kegiatanku dan temuan di lapangan. Ya aku ceritakan sesuai yang aku alami hari itu..... kegiatan lapanganku tak lupa aku ceritakan prihal kejadian sujud subuhku. Dengan mimik serius aku mulai bercerita, semua tampak serius mendengarkan ceritaku. Belum sempat kututup certaku.........???. kontan semua tertawa .......dan mengolokku ..... dasar pelorr seru si Jaka ditujukkan kepadaku..... mas-mas ko bisanya sergah sicantik Ana, pak De dan Ipha seperti biasa hanya tersenyum penuh arti.....! ssstttttt..... si Jaka menyela ketawa dan suasana jenaka kami......, (Kemudian si Jaka dengan gaya bertutur yang khas memberi penjelasan) Tapi aku (si Jaka) sendiri heran lho.. ternyata apa yang ada dalam mimpimu itu, semua persis aku alami, betul-betul persis dan tidak ada yang kurang, semua aku (si jaka) lakukan di pertemuan itu, kalau gak percaya tanya saja ini pada Ipha, atau Anna ....ya kan.....??? kata si jaka sambil melirik pada Ipha dan Ana seperti minta diperkuat..!! Ipha maupun Anna masih sambil menahan tawa mengiyakan pernyataan si Jaka. Akhirnya suasana kembali ramai dengan gelak tawa dan riang, siang itu kembali kami mendiskusikan perkembangan lapangan dengan mendengarkan beberapa hal yang disampaikan pak de Sapto, dan ditambahi beberapa komentar dan masukan dari si Jaka.
Esoknya sekitar pukul 08.15 WIT tidak sengaja iseng aku terdengar siaran berita RRI Sorong. Kali ini aku tidak tertidur dalam sujud, mungkin karena tidak ada sesuatu yang aku pikirkan. dari berita di radio itu aku dengar dengan jelas tentang P2KP sebagai program penaggulangan kemiskinan di kota Sorong dengan berbagai penjelasan lain ditambahkan pula kata – kata oleh si penyiar berita dari hasil kegiatan sosialisasi di Sute Room Wali Kota, P2KP akan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat selama empat bulan Pilot Project dengan empat kelurahan untuk selajutnya kalau hasil uji coba ini rekomendasinya memungkinkan dan kondusif untuk dilaksanakan, maka dua sampai empat tahun ke depan, P2KP akan ada di kota Sorong seperti yang dijelaskan oleh koordinasi P2KP dari pusat untuk di kota Sorong (sipenyiar menyebutkan nama seseorang yang tidak asing ditelingaku, Jaka ). Aku .....semakin yakin dan percaya bahwa mimpi sujudku menjadi nyata di alami si Jaka dan sukses.............syukurlah.
Tapi yang bikin aku heran ko bisa mimpiku ini persis dialami si jaka yah.. dan lebih heran lagi apa yang ada dimimpiku aku seperti ngerti betul dan paham dengan arah P2KP dan peran pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan ini, keheranan ini tidak saja dialami diriku, tapi semua yang mendengar ceritaku keheranan dibuatnya....... Ah biarlah yang penting menurutku acara SOSIALISASI AWAL TINGKAT KOTA SUKSES dan si jaka sudah melaluinya dengan baik. Mungkin untuk memahami P2KP aku harus bermimpi dulu... dan mungkin untuk mengetahui kenapa hal ini terjadi padaku.. aku harus tidur dan mimpi lagi agar ketemu jawaban yang aku inginkan... sekian yah aku mau tidur lagiiii...iiiiiiiiiiii......??!!!.

Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu
Membangun sebuah Team Work memang bukan hal mudah karena butuh bukan saja saling mengerti satu sama lain, labih dari pada itu memahami apa yang akan dikerjakan dan penghayatan terhadap tugas dan tanggungjawab adalah hal terpenting dalam Tim. Oleh karena itu keterlambatan Tim Fasilitator Kota Sorong adalah menentukan nama-nama dan menjaringnya sehingga dari sisi keilmuan dan kemauan juga personality-nya dapat mendukung untuk bekerjasama dan sama-sama bekerja , dua hal yang berbeda inipun penting diikat dan diparalelkan sehingga mewujudkan Tim yang solid dan utuh. Sisi lain adalah jiwa-jiwa individu yang siap mengabdi dan berpola pikir pro poor serta memiliki integritas, peka dan respon terhadap fenomena ketidak adilan dan penindasan, ketertinggalan, kebodohan dan kemiskinan adalah tanggungjawab semua pihak termasuk calon fasilitator. Beban berat inilah salah satunya membuat Tim FK kota sorong terlambat dibentuk. Tidak adanya kejelasan tentang mekanisme dab dukungan lain, hanya hal kecil saja den sedikit sekali pengaruhnya.

Tim Fasilitator Pilot Project P2KP-3 Sorong Irian Jaya Barat, tanggal 21 Mei 2006 telah selesai mengikuti coaching sederhana yang dilaksanakan Korkot Sorong sejak Hari Jum’at tanggal 19 Mei 2006, kegiatan coaching ini dilaksanakan marathon meski tanpa dukungan dana dari management tapi tidak mengurangi makna dan antusiasme para calon fasilitator untuk mengikutinya.
Proses pengumuman terbatas dan penjaringan sudah dilakukan sejak hari Kamis, 11 Mei 2006, bahkan sejak datang menginjakkan kaki ditanah papua ini, Pengumuman terbatas artinya peluang atau kebutuhan calon FK ini diinformasikan kepada Kepala Dinas PM & KB, Sekda dan Bappeda, juga dilakukan survey tenaga potensial, pada pelamar yang terdaftar di Depnaker, hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, setelah menunggu sekian lama baik dari Dinas PM&KB, Bappeda maupun Sekda tidak ada referensi nama yang bisa diikutkan seleksi penjaringan atau test yang kita rencanakan, sehingga target tanggal 14 Mei 2006 definitif nama calon sudah ada, (diluar nama yang telah korkot dapatkan). Akan tetapi sampai batas waktu kurang dua hari yang kita rencanakan tidak muncul juga, beberapa kali kita tanyakan jawabannya masih mencari. Setelah FK yang dilatih dijakarta datang kami bertiga berembug dengan Fasilitator (Pak De Sapto dan Tamharuddin), akhirnya disepakati untuk memanggil calon yang sudah ada dengan mencari nama calon tambahan, Akhirnya dengan bantuan salah satu teman pa Edhie Djatmiko, yaitu bapak Ning Sancoyo, tanggal 13 Mei 2006 muncul empat nama calon FK ditambah dua nama dari Korkot antara lain;

1.
Ishak Samuel Wuwuti
Jl.Nuri 16 Remu Utara Sorong
S1 Kedokteran
2.
Ana Febriyantie
Jl.Makasar 32 Sorong
S1 Pendidikan
3.
Trivina N Sosir
Raja empat kep.sorong
S1 Kesehatan Masy.
4.
Yeremias Karet
Ayamaru Kep.Sorong
S1 Teknik Sipil
5.
Mieke L Matahelumual
Jl.Melati Raya R. Selatan Sorong
S1 Pendidikan
6.
Maikel Salossa
Klabala Sorong
S1 Ekonomi

Setelah itu kami berembug untuk menentukan strategi seleksi seperti apa. Akhirnya dengan dukungan kawan-kawan diputuskan untuk dipanggil semuanya tes wawancara dan tes tulis dengan metode seperti yang dilakukan dicipanas dimana selain wawancara calon fasilitator juga diminta membuat tulisan dan mempresentasikannya, tentu sebelumnya telah dilakukan seleksi administrasi. Seleksi dan coaching calon fasilitator lokal memakan waktu delapan hari terhitung sejak tanggal 13 Mei 2006 samapi 21 Mei 2006, dimana dua hari untuk menentukan nama-nama (dikonsultasikan pula kepada dinas PM&KB ), yang akan diikutkan coaching. Dua hari seleksi administrasi dan wawancara, tiga hari pelaksanaan coaching, dan puji syukur semua berjalan dengan baik dan lancar, sehingga tim pilot P2KP-3 kota sorong telah lengkap:

Adapun yang mengikuti kegiatan coaching, dari tanggal 19 – 21 Mei 2006, nama-namanya sebagai berikut.

1.
Ishak Samuel Wuwuti
Jl.Nuri 16 Remu Utara Sorong
S1 Kedokteran
2.
Ana Febriyantie
Jl.Makasar 32 Sorong
S1 Pendidikan
3.
Trivina N Sosir
Raja empat kep.sorong
S1 Kesehatan Masy.
4.
Maikel Salossa
Klabala Sorong
S1 Ekonomi
5.
Tamharuddin
Bogor Jawa Barat
S1 Sosial
6.
Sapto Nugroho
Klaten Jawa Tengah
S1 Hubungan Intern.

Kegiatan selanjutnya pasca coaching adalah dimobilisasi /dikenalkan ke distrik dan kelurahan sasran, dilaksanakan tanggal 22 Mei 2006 dengan diantar Korkot dan seorang staf dinas PM & KB, kami mengawali kunjungan ke Distrik Sorong Timur.

Saturday, May 27, 2006


Kunjungan kami yang terakhir hari itu didistrik sorong dimana Kelurahan Klademak salah satu kelurahan diwilayah kerja distrik Sorong, adalah kelurahan sasaran P2KP-3 Pilot, disini kami tidak bisa ketemu langsung dengan kepala distrik menurut sekdistrik/sekcam_nya Imran kepala distrik sedang melakukan tugas koordinasi ke jakarta. Di sini kamipun disambut baik dan sudah ditunggu-tunggu sejak lama pasca sosialisasi oleh pemda sebelum tim P2KP hadir di kota sorong dengan semangat pak Imran menjelaskan berbagai hal mengenai Klademak dan distrik sorong secara umum.

Di distrik Sorong Barat Tim diterima langsung oleh Kepala Distrik Abu Bakar Al-Hamid S.Sos Beliau menyambut dengan baik bahkan beliaunya berkomitmen untuk menugaskan stafnya untuk selalu ikut dalam setiap kegiatan pendampingan oleh Tim Fasilitator di kelurahan.


Tim berpose bersama bapak Kepala Distrik (kecamatan) Sorong Timiur Rahman S.Sos. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memperkenalkan Tim dan sekaligus koordinasi awal, disorong timur tim diterima langsung oleh bapak Rahman S.Sos

SORONG THE REAL TEAM

Sekarang Team Pilot P2KP-3 Sorong telah lengkap, untuk salaing bahu membahu dalam menjalankan tugas, semua sudah diikat dengan ikrar dan komitmen untuk saling membantu satu sama lain bekerja sama sebagai sebuah team yang solid tanpa melihat kedudukan dan status, jabatan fungsional hanya sebagai fungsi administrasi saja. Semoga sukses dan dapat membawa P2KP disorong ini sukses sesuai dengan yang diharapkan semua pihak Amiiin.
Berikut nama-nama pasukan kota sorong.
1.
Ishak Samuel Wuwuti
Jl.Nuri 16 Remu Utara Sorong
Fasilitator
2.
Ana Febriyantie
Jl.Makasar 32 Sorong
Sekretaris
3.
Trivina N Sosir
Raja empat kep.sorong
Operator
4.
Maikel Salossa
Klabala Sorong
Fasilitator
5.
Sapto Nugroho
Kalten Jawa Tengah
Senior Fasilitator
6.
Tamharuddin
Bogor Jawa Barat
Fasilitator
MOTO TEAM P2KP-3 PILOT PROJECT SORONG Yang di sepakati dan senantiasa kita kembangkan dan pegang teguh adalah :

JUJUR
BERTANGGUNG JAWAB
PANTANG MENYERAH
EMPATY
PROFESIONAL


Sorong Yang Kukenal
Kota sorong merupakan gerbang utama/pintu masuk pulau papau dan kota sorong merupakan kota persinggahan yang nyaman untuk daerah-daerah yang ada dipropinsi irian jaya barat, hingga perkembanagn pembangunannya begitu cepat, sorong kini hampir biasa disejajarkan dengan kota-kota lain dipulau jawa. Keaneka ragaman budaya dan adat serta suku merupakan ciri khas kota sorong. Hanya percepatan pembangunan dan banyaknya pendatang hadir ke kota sorong belum sepenuhnya siap dihadapi oleh penduduk asli/suku asli kota sorong yaitu suku moi dan yang lainnya, sehingga mereka memilih menyingkir ke pegunungan dan pinggiran kota, ini desebabkan tidak mampu bersaing dengan suku pendatang atau ada rasa minder. Oleh karenanya dengan datangnya program P2KP diharapkan dapat juga mengajak suku asli sorong dalam segala kegiatan pembangunan, karena ternyata pemerintahan yang sekarang kurang begitu memperhatikan mereke. (ringkasan karya tulis Isac samuel wuwuti dalam sorong yang kukenal) 14 Mei 2006.


Neng Ana lagi mem presentasikan hasil karya tulisnya , tentang sorong dimata si Ana cantik.
Ini test calon faskel ala pak de Sapto.
Kantor Korkot Tanggal 14 Mei 2006

Wednesday, May 24, 2006


PREMAN YANG DIPALAK PREMAN


Saya tiba dikota sorong tepat pukul 17.15 WIT transit dimakasar hampir lima jam, namun demikian Alhamdulillah selamat, malah dipesawat saya dapat kenalan cewek (kodratillah saya selalu dapat kenalan cewek emang play boy cap dua kelinci kali..?) asli sorong turunan bugis banyak ngobrol tentang harga2 dan kondisi sorong kebetulan dia punya show room motor dan sedikit tahu ttg harga kendaraan (dari obrolan iseng itu dapat disimpulkan bahwa memang disorong harga kebutuhan mahal, tetapi kehidupan masyarakatnya kondusif kecuali kebiasaan anak muda lokal yng suka mabok2 dan narget malak, namun saya belum percaya 100% seblm membuktikan) .
Sampai dibadara DEO (Dominiq Eduard Osok) sorong saya sudah dijemput taxi mamberno atas perintah Pa Johanes Nauw (Bappeda) saya langsung diantar ke Hotel waigo, chek in di kamar standart permalam 170.000rb. belum pajak, Istirahat sebentar lalu saya hubungi semua nomor kontak yang saya peroleh yaitu Kepala Bappeda sorong, satker Propinsi, dan pa Ning Sancoyo (teman pa edi Tl ) juga saudaranya bu galuh, semua tersambung kecuali satker propinsi. Dengan Bappeda saya janjian besoknya untuk ketemu.

Ke esokan harinya Rabu 03 Mei 2006 pukul 10.30 WIT saya ketemu Bappeda Bapak Johanes Nauw ( Pa Anis ) dan Kadis PU Amushkasi, dikantor Bappeda, saya laporkan tentang maksud kedatangan saya dan saat bersamaan saya serahkan surat tugas dan pengantar direktur, sambutannya cukup baik, Bappeda ada komitmen untuk mengkoordinasikan kembali Tim Koordinasi yang sudah dibentuk agar dapat difungsikan dan dioptimalkan, bahkan saking baiknya penginapan dan transportasi sya selama dua hari beliau yang bayar, (Alhamdulillah saya senang). Hari itu juga sebetulnya saya minta difasilitasi untuk ketemu walikota Bapak J.A Jumame, namun karena beliau lagi sakit tidak bisa ketemu lalu saya minta ketemu sekdanya Bapak D.F Kambuaya, karena beliau lagi sibuk menjelang Musrenbang, besoknya saja saya diminta datang (hari kamisnya).

Pembicaraan dengan Bappeda dan Kadis PU menghasilkan beberapa informasi tentang sorong juga rencana koordinasi dengan walikota dan rencana sosialisasi tingkat kota, salah saya saat itu tidak bawa Schedule pelaksanaan pilot karena memang belum diprint out, Akan tetapi hal itu tidak mengurangi makna dari pertemuan dan sambutan Bappeda dan PU setempat.(jadwal ketemu lagi hari senin sambil memberi kesempatan saya mencari tempat serta karena kesibukan bappeda menjelang musrenbang) dalam kesempatan tersebut saya juga sampaikan target tiga hari disorong sudah mendapatkan tempat untuk sekretariat dan sewa kendaraan operasional, mereka siap membantu dan memfasilitasi pencarian, namun informasi mereka rumah dan sewa kendaraan disorong sangat mahal.
Diperoleh informasi dari keduanya bahwa TKPP kota sorong sudah pernah dirapatkan dan dibentuk namun karena sesuatu hal diantaranya kejelasan kapan P2KP akan turun ke kota sorong sehingga tim koordinasi kota yang sudah terbentuk belum dapat bekerja optimal menunggu arahan dari pihak proyek pusat, tentang tugas dan tanggungjawab serta kewenangannya, hingga pada pertemuan tersebut berharap banyak pada saya selaku orang P2KP membantu dan memberikan arahan tentang teknis dan mekanisme pelaksanaan P2KP, terutama terkait dengan tufoksi TKPP, nah loh…. Saya sendiri substansi TKPP seperti apa rada-rada kurang tahu ko…..? Tapi yang jelas itu memang kewajiban saya untuk mencoba memberikan gambaran tentang itu, tambahan dari dinas PU bahwa satker yang sudah ditunjuk di tingkat propinsi sama sekali tidak pernah melakukan koordinasi ke wilayah, meski lewat komunikasi via telp atau apa, bahkan beliau mengatakan tidak tahu siapa satker-nya, ditimpali oleh pa anis memang demikian kondisinya, saya bertanya mungkin lewat walikota, ga ada juga katanya, obrolan terus berlanjut tentang bagaimana kondisi masyarakat kota sorong yang heterogen, bahkan kata pa anis dibaratkan kota sorong ini adalah Indonesia Mini saking heterogennya semua etnis dan suku di sorong ada.

Selesai koordinasi Pukul 13.15 WIT Saya jalan, orientasi lapang dalam kota sambil mencari sewa rumah dengan diantar oleh Pak Kamaluddin ( yg kemudian diketahui ternyata beliau adalah Ketua DPC Organda Sorong), tapi saya lebih dulu ingin tahu wilayah yang bakal menjadi sasaran program dan sarana transportasinya yg ada, tapi karena wilayahnya ada yang jauh yaitu klaseman (yang kemudian hari diketahui diwilayah tsb lah PSK bersemedi untuk mendapatkan wangsit/senjata alias bedogna lalaki hidung belang) (selama jalan kami makan satu kali dan memang mahal bayangin aja warung biasa satu orang 25 rebu Bo…). Dari pa Udin juga didapat informasi bahwa disini penduduknya sedikit mudah tersinggung, saya penasaran kan..? tersinggung bagaimana, kata pa udin kalau saya nanti kelapangan dengan tim fasilitator jangan sesekali memakai istilah miskin orang sini ga bakal terima dan bisa-bisa marah, lebih baik pake istilah lain yaitu pra sejahtera atau ekonomi lemah.. wah..wah kan sama saja toh ( dalam hati saya panduan umum harus dirubah nih untuk dipapua istilah refleksi kemiskinan jadi refleksi ekonomi lemah donk…padahal yang dimaksud kemiskinan dalam P2KP, kemiskinan bukan hanya ekonomi saja tapi lebih luas lagi dalam pengertiannya ) Pak Udin juga menyampaikan bahwa disorong ini jangan bapak bayangkan seperti wilayah Irian lainnya identik kulit hitam dan terbelakang, Sorong itu bahkan banyak pendatangnya daripada penduduk asli….( ya memang sepanjang perjalanan banyak juga orang kulit putih, kuning, cokelat dan yang berkerudung banyak juga. Kami istirahat sholat dimajsid agung / akbar Sorong, hari ini saya dapat gambaran rumah cuma ya itu ampun harganya luar biasa mahal, bayangin saja type kalau dijawa 36 minta 15 juta kosongan lagi udah dinding sebagaian kayu/triplek, tentunya kurang layak untuk dijadikan sekretariat. Kemudian kami jalan lagi menuju kelurahan rufei dimana kelurahan tersebut adalah sasaran P2KP dan kebetulan pa udin punya saudara tapi berhubung yang bersangkutan tidak ada saya minta ditunjukkan batas-batas desa rufei karena kekelurahan sudah tutup dan pa lurah domisilinya jauh diluar kel.rufei, selesai itu kami putuskan untuk pulang kepenginapan. Tiba di hotel sekitar jam 17.25 WIT wah lelah juga rasanya..

Malam harinya saya jalan lagi kali ini sendirian bermodalkan nekad saya naik angkot menuju klademak mau cari voucher karena sudah deat pulsanya, sekalian ingin tahu suasana malam, wah memang rada was-was sepanjang perjalanan yang kebetulan menyisir pantai, dari hotel menuju pusat kota klademak/Remu ramai pemuda duduk dibethon pembatas pantai dgn darat, ada yang berpasangan ada yang bergerombol sesama pemuda ada juga duduk diwarung tenda malam yang memang banyak berjejer disepanjang pantai tersebut, ramai kali saya agak tenang karenanya, akan tetapi begitu sadar sdg dalam angkot, baru deg-degan lagi, bagaimana tidak, nengok kebelakang (saya duduk didepan samping supir) semua penumpang diam dengan wajah angker, sudah hitam legam, diam angker pula, ( wah pa udin bohong nih, heran siang tadi banyak ko yang kulit campur ) duh pokonya bikin hati deg-degan, yang menjadi agak tenang lagi sisupir nyetel musik keras2 ( oh ya jangan heran disorong hampir dipastikan semua angkot memutar musik keras2 hingga dentuman suara musik menenggelamkan suara derunya kendaraan dijalan raya; untuk ini belum dapat informasi kenapa kebiasan ini dilakukan oleh supir angkot) sehingga ada alasan anguk2an kepala ikut irama musik bak orang tidak asing lagi disorong persis kaya preman, celana pendek kaos sabang hitam pakai rompi bertopi, suara digede-gedein, kaya orang ga takut apa2, sampai diklademak dimini market yang dituju Alhamdulillah selamat, tetapi tetap aja, persaan orang2 dan anak muda hitam2 itu semua melihat saat saya turun angkot dan jalan menuju mini market, karena memang dipelataran mini market tsb selain juga tempat parkir dipenuhi juga orang2 dan pemuda nongkrong, alaaaah cuek aja, emang gue pikirin ( kata saya dalam hati).
Selesai belanja saya siap2 pulang, tapi bingung naik lan yang mana yang lewat hotel karena lan atau angkotnya banyak dari lan A sampai H, ah tanyalah saya kesatpam disitu, eh si satpam jawaban satpam mugk lan B, lalu saya tanya ke ibu-ibu karena kalau ibu, meski hitam pasti masih perempuan yang punya sisi kelembutan dan perasa, si ibu bilang naek lan B, katanya sambil berlalu hingga saya tidak sempat ucapin terima kasih, dipinggir jalan saya berdiri menunggu angkot, belum lagi dapat angkot tiba-tiba saya dihampiri tiga orang tinggi besar mata merah kulit hitam, duaarrrr…… jantung saya seakan meledak kaget, waduh ada apa nih, dan agak takut juga saya….. bang minta uangnya serebu buat beli minum, katanya, tanpa berpikir panjang langsung saya ngodok saku dan memberikan selembaran uang serebu… neh bang..! daripada apa-apa mending saya kasih…., toh Cuma minta srebu…sebelum terjadi apa-apa begitu angkot B lewat saya stop aaaaahh selamat tapi deg-degan masih ada juga, lucu ya…? Berdandan ala preman ditarget preman… memang kayanya saya tidak pantas jadi preman, habis terlalu alim…he..he…. Alhamdulillah sampai juga dihotel.

Hari kamis pukul 09.00 saya ditelpon oleh seseorang yang mengaku dari dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Sorong, bernama Bapak Setiyo ingin ketemu katanya.. karena saya belum tahu siapa beliau dan tidak tahu kantor PM kota sorong saya meminta kepadanya untuk menjemput ke hotel, selang beberapa menit pintu kamar hotel no 303 dimana saya tinggal terdengar ketukan, kemudian ketika pintu saya buka berdiri 2 orang bapak-bapak yang berseragam batik, lalu saya persilakan masuk keduanya dan tak lupa saya memperkenalkan diri, dari keduanya diketahui bernama Setiyo yang menelepon dan Syam, (Pak Setiyo ternyata orang jawa timur tepatnya lamongan kota babat yang mengawali hidup merantau dikota sorong ini sebagai tukang bakso) keduanya adalah staf dinas PM yang diutus Kadis PM untuk menjemput saya untuk kemudian bersama-sama menemui Walikota, setelah sedikit ngobrol seputar asal-usul masing-masing kami berangkat menuju kantor Dinas PM, sesampainya dikantor dinas PM saya dipersilakan masuk keruangan Kepala Dinas, tidak seperti ruangan kepala dinas sebuah instansi pemerintahan dijakarta atau dijawa yang ber ac dan mewah, ruangan Kadis di sini (Kota Sorong) sungguh jauh berbeda sederhana bahkan boleh dikata sangat sederhana bila dibandingkan dengan ruang kadis sebuah instansi dijawa. Cukup sebuah meja kerja dan satu set kursi tamu serta gambar peta kota sorong yang tergantung ditembok menghiasi ruangan kadis ini. Bapak Drs.Leonardo Kambuaya nama lengkap kadis tersebut, dipanggil pa leo, beliau asli papua dengan suku kambuaya agama kristen protestan, berperawakan tinggi besar kulit hitam rambut kriting sebagaimana khasnya orang penduduk asli papua.

Tidak lama kami berbincang-bincang hanya sedikit dari obrolan ringan rupanya bapak leo dan seorang staf di dinas PM inilah yang kejakarta ketemu PMU dan departemen terkait dengan program P2KP dijakarta, memohon dan meminta agar P2KP masuk kota sorong, keinginan ini didasarkan pada informasi yang didapat bapak Setiyo ketika pulang kampung halamannya di Lamongan babat ada program P2KP yang menurut beliau pola pendekatan dan pelaksanaan programnya kental dengan memintarkan masyarakat, karenanya sangat tertarik, setelah mengumpulkan beberapa informasi terkait dengan P2KP maka disepakati melalui koordinasi semua pihak di pemkot sorong untuk memberangkatkan utusan kejakarta, saat itu Pak Leo dan Setiyo yang menjadi utusan kota sorong pergi kejakarta, tentunya keduanya dibekali dengan proposal permohonan pemkot agar P2KP masuk ke sorong. Bagai pucuk dicinta ulampun tiba kedatangan saya disorong dengan membawa satatus sebagai orang yang ditugaskan mengawal pelaksanaan P2KP disorong, saya disambut dengan penuh antusias dan resphon yang positif dari dinas PM terutama, mungkin ada kebanggan bahwa kepergiannya ke jakarta tidak sia-sia dengan telah hadirnya saya dikota sorong.

Pukul 10.27 saya dengan ditemani oleh Kadis PM bapak Leo dan seorang stafnya Setiyo kami bertiga tiba dikantor walikota, namun sayang karena walikota tidak ada ditempat sedang sakit, maka saya minta untuk ketemu Wawali atau Sekda, setelah menunggu beberapa menit akhirnya saya hanya bisa bertemu dengan sekda pak D.F Kambuaya MM, ruangan sederhana tapi ber AC kami dipersilakan duduk, saya diperkenalkan pa Leo kepada pa sekda dengan istilah utusan P2KP dari pusat, pembiacaraan saya buka dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepadanya meskipun sudah diperkenalkan bapak Leo, dan saya sampaikan maksud dan tujuan datang dikota sorong, beliau menerima dengan senang hati dan sangat berterima kasih atas kedatangan saya dikotanya, setelah berbincang beberapa saat saya sampaikan surat tugas saya kepada beliau untuk diteruskan ke walikota, pak sekda juga menyampaikan bahwa walikota sedang sakit dan beliau berjanji kesempatan lain untuk berkoordinasi sama-sama dengan walikota. Pak Sekda menyarankan untuk selalu berkoordinasi dengan pak leo sebagai kadis Pemberdayaan Masyarakat dan KB, Hampir satu jam kami ngobrol dengan suasana santai penuh keakraban, beliaunya sangat berharap program P2KP berhasil dikota sorong dan berkelanjutan imbuhnya….(cocok dengan harapan saya juga donk…) Singkat cerita saja saya kemudian pamit dan meninggalkan ruangan sekda saat itu jam menunjukkan pukul 11.45 WIT , dengan menumpang mobil kadis PM kami bertiga meninggalkan kantor sekda, kembali menuju kantor beliau ( Dinas PM & KB ). Seperti telah disampaikan bapak anis bappeda, bahwa sebetulnya Tim Koordinasi untuk P2KP ini, sudah lama terbentuk sebagaian dari respon positif hasil sosialisasi ditingkat propinsi terdahulu, hanya kemudian tidak ada tindak lanjut, bahkan sampai pa Leo sendiri harus kejakarta untuk menemui PMU minta kejelasan P2KP sorong, menurut pa Leo kedatangan bapak (saya) ini adalah hasil kerja kerasnya selama ini….( nah lo ini lagi perlu diluruskan tapi mgk ada benarnya juga lah).

Selama dikantor pa Leo saya mendapatkan banyak informasi tentang hubungan antar suku di kota sorong ini, ada beberapa suku besar asli papua antar lain, Ayameru, Moi, Khokoda, dan Mybrat sedangkan suku pendatang, Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Ambon, Bone, China dan banyak lagi, kesemuanya berinteraksi dengan baik menyangkut dengan keyakinan maupun yang lainnya, bahkan untuk acara-acara keagamaan di kota sorong ini cukup hidup bahkan toleransinya sangat tinggi, beberapa suku pendatang membentuk organisasi-organisasi untuk menjalin kebersamaan dan silaturrahmi seperti IKASWARA (Ikatan Sunda Jawa Madura), anggotanya adalah pendatang berasal dari suku sunda jawa dan madura, KSS (Kekeluargaan Sulawesi Selatan), anggotanya pendatang suku bugis bone makasar dan wilayah sulawesi, sayangnya suku-suku lokal sebagain cenderung menutup diri dengan pindah bermukim ke wilayah-wilayah pinggiran kota dan pegunungan-pegunungan (kajian tentang suku lokal akan disampaikan pada cerita lain kota sorong). Kendati demikian sekali lagi bahwa kehidupan dikota sorong cukup kondusif dan dinamis, seperti moto kota ini adalah “Setara Bersahabat dan Dinamis”.
Yang agak mengherankan menurut sensus penduduk tahun 2004 pemeluk agama Islam mencapai 55% dari total jumlah penduduk kota sorong 154.264 jiwa ( sensus bulan november 2005 ), selebihnya beragama Kristen dan lainnya, akan tetapi kalau ditanya prosentase bangunan rumah ibadah gereja labih dominan dengan jumlah 182 Gereja, Masjid/Mushola 72, 1 Pure dan 6 Vihara.
Dari jumlah penduduk 154.264 penduduk laki-laki sebanyak 80.980 jiwa, perempuan 73,284 dengan kepadatan penduduk 140/km2 dengan tersebar dan terkonsentrasi di 4 distrik yaitu Distrik Sorong 52.807 jiwa (34.2%), Distrik Sorong Barat sebanyakl 29.246 jiwa (19%), Distrik Sorong Timur sebanyak 62.970 jiwa (40.8%), dan Distrik Sorong kepulauan sebanyak 9.241 jiwa (6%), dan berdasarkan data dari Kantor Pemberdayaan Masyarakat & Keluarga Berencana ( KB) Kota Sorong, jumlah penduduk miskin sebanyak 16.199 KK terdiri dari 12.368 KK dikategorikan sangat miskin ( KS1) dan 3.831 KK dikategorikan miskin (Pra KS). Artinya penduduk yang masih hidup dibawah garis kemiskinan hampir 30% dari jumlah penduduk, meski demikian jangan ditanyakan pola hidup masyarakat sorong ini seperti apa, budaya pesta potong babi dan minuman keras adalah hal yang biasa, lalu uang untuk itu darimana pa kan acara seperti itu butuh biaya… jawabannya saya lanjutkan dalam episode lain to be continue…………….

Tuesday, May 23, 2006


Mustika Sakti dari Timur Ada di P2KP

Tamu tidak diundang merupakan suatu ungkapan yang sering kita dengar. Mendengar ungkapan tersebut umumnya orang akan langsung mengartikannya dengan sesuatu hal yang negatif, misalnya untuk pencuri yang masuk ke rumah. Selain tentang pencurian juga akan mengingatkan pada sebuah lagu yang menceritakan datangnya seorang ibu yang membawa anak ke pesta perkawinan suaminya. Gambaran seperti itulah yang ada jika terdengar ungkapan tamu tidak diundang.
Seperti halnya kejadian yang dialami P2KP Sorong, Pada hari Minggu 21 Mei 2006 saat dilaksanakannya pembekalan dan Pelatihan dasar hari terakhir untuk fasilitator dan staff kantor P2KP Sorong. Pembekalan dan pelatihan mendadak berhenti berberapa saat. Berhentinya pelatihan dan pembekalan tersebut bukan karena waktu istirahat tiba atau karena gangguan teknis lain. Berberapa saat semua terdiam karena tiba-tiba tamu tidak diundang berjumlah tiga orang masuk ruangan pelatihan. Masuknya tamu yang tidak di undang tersebut membuat suasana dalam ruangan menjadi hening dan penuh tanda tanya besar dalam diri masing-masing Walaupun tidak sempat menimbulkan kekacauan dan kerugian tapi hal tersebut menimbulkan sedikit gangguan.
Berberapa saat menunggu tidak ada penjelasan dari tamu tidak diundang tersebut, korkot wilayah Sorong menanyakan maksud dan tujuan mereka. Salah seorang dari mereka yang mengaku bernama Andi menjelaskan bahwa kehadirannya sesuai dengan kesepakatan via telepon kemarin 20 Mei 2006, bahwa “barang” yang dicari ada disini. Penjelasan yang sedikit tertutup tentang “barang” yang dicari membuat semua yang di ruangan tersenyum penuh dengan interpretasi. Setelah diminta untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan”barang’ tersebut, dengan tegas Andi menjawab barang itu adalah mustika sakti. Penjelasan tersebut mengakhiri teka-teki tentang “barang’ yang dimaksud, ternyata mereka hanya salah menuju alamat yang dicari.
Kejadian di atas menyisakan satu pertanyaan besar, benarkah Indonesia sudah berhasil dengan pembagunannya. Jumlah sarjana yang banyak, kemajuan teknologi yang tinggi, terbukti dengan banyaknya siaran televisi dan media lain sampai kepelosok negeri. Tetapi mengapa masih ada dan mungkin banyak yang masih mempercayai hal-hal yang mistik seperti kesaktian.

Sorong Pertama Kulihat

Pertama kali akan masuk kota Sorong, ada bayangan harus menghindari tiba pada saat malam hari. Hal tersebut bukan karena informasi tentang kota Sorong yang seram atau masyarakatnya tidak menerima pendatang, akan tetapi bayangan akan kesulitan yang akan kita hadapi. Timbulnya Bayangan tersebut lebih didasari karena pengetahuan akan kondisi pada kota-kota kecil di pulau lain. Kesulitan pertama yang mungkin akan kita alami adalah sulitnya transportasi, kalaupun ada tentu dengan harga yang sangat mahal, kedua keamanan yang belum tentu terjamin.

Setelah berberapa hari di Sorong ternyata gambaran di atas tidak sepenuhnya benar, karena ternyata kota Sorong justru menjadi pusat keramaian pada malam hari. Keramaian pada malam hari terjadi karena masyarkat umumnya memilih waktu malam hari untuk keluar mencari kebutuhan sehari-hari, juga karena ruko-ruko pada umumnya buka dari sore hingga malam hari, ditambah lagi sebagaian masyarakat sorong bermata pencaharian nelayan. Kondisi tersebut ditambah dengan cuaca kota Sorong yang pada siang hari sangat menyengat. Sementara pada malam hari cuaca nenjadi sejuk dan bersahabat. Sehingga umumnya masyarakat kota Sorong cendrung memilih keluar pada malam hari. Kalau kita bandingkan dengan kota-kota sekelas kota Sorong yang mengutamakan aktifitas pada siang hari.

Aktifitas malam hari di Sorong didukung beberapa hal lain diluar hal tersebut di atas, misalnya angkot yang beroperasi hingga malam hari, jalan terang karena dikelilingi lampu jalan yang terpelihara dengan baik, Suasana yang aman, para pedagang kaki lima yang berderet dengan setia menunggu para pembeli.

Sorong sepintas menunjukan perbedaan yang nyata dengan kota-kota kecil lain, sehingga wajar jika Sorong disebut-disebut sebagai kota metropolitannya papua. Selayaknya metropolitan bukan saja dari sisi waktu malamnya yang ramai, tertapi untuk harga-hargapun di Sorong sangat mahal.

Kondisi tersebut tentu sedikit banyak berpengaruh pada kehidupan generasi mudanya, terutama para pelajar.. Generasi muda dan pelajar yang seharusnya ada di rumah untuk mempersiapkan pelajarannya pada esok hari, banyak yang ikut menjadi pelaku keramaian di malam hari. Ikut sertanya para generasi muda dan pelajar tersebut sebenarnya menjadi hal biasa, namun persolannya menjadi lain manakala para generasi muda tersebut mengikuti juga pesta minum-minum, bahkan sampai mabuk-mabukan yang tentunya dapat melupakan jam belajar dan kewajibannya sebagai pelajar.

Selama ini memang belum terdengar keluhan langsung dari para orang tua yang anaknya mengikuti gaya kehidupan masyarakat tersebut, karena sudah menjadi suatu tradisi umum di Sorong. Namun jika kondisi ini terus di biarkan tanpa ada keinginan semua fihak dalam menyikapi dengan bijak, bukan hal yang tidak mungkin Sorong akan mengalami krisis generasi yang berkualitas yang di harapkan menjadi generasi penerus untuk memimpin Sorong di masa datang, Generasi penerus yang benar-benar diharapkan untuk membangun kota Sorong kedepan. Akankah Sorong menjadi sebuah kota yang maju tapi tidak mampu melahirkan generasi penerus yang handal. Jawabnya ada pada kepala pemimpin, masyarakat dan generasi mudanya saat ini.